Koma.co.id, Makassar, 11 Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Negeri Makassar berhasil lolos seleksi untuk mengikuti ajang tahunan Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) ke-33. 11 Tim terdiri dari empat Tim Fakultas Bahasa dan Sastra, dua Tim Fakultas Ilmu Pendidikan, dua Tim Fakultas Teknik, dua Tim Fakultas MIPA dan satu Tim Fakultas Ilmu Sosial. Menariknya, salah satu tim membahas K-Pop pada ajang yang digelar secara daring pada tanggal 24-29 November mendatang di Universitas Gadjah Mada.
Salah satu tim mengangkat judul “Literasi Digital untuk Memahami dan Mengatasi Cyberbullying di Kalangan Penggemar K-Pop”. Tim PKMPSH (penelitian Sosial Humaniora) terdiri dari Andriani dan Nur Fitriani Akram dari Teknologi Pendidikan dan Nur Aeni Alimuddin dari Prodi Bimbingan dan Konseling.
Andriani menyatakan ketertarikan mereka mengangkat permasalahan ini, karena mereka sebagai penggemar K-Pop kerap menemukan fenomena ini, usia penggemar K-Pop yang masih muda sangat rentan bullying, selain itu literasi digital menjadi bagian dari materi perkuliahan mereka, khususnya Komunikasi Pendidikan dan Bullying pada Prodi Bimbingan dan Konseling sehingga sesuai dengan bidang keilmuan mereka. Ketiganya menyatakan sangat bangga.
Menurut Dr. Citra Rosalyn Anwar,M.Si selaku pembimbing tim, tahun lalu Prodi Teknologi Pendidikan sebenarnya juga punya dua dari 4 tim PKMFIP lolos tahap pendanaan dan insentif, namun untuk lolos ke PIMNAS baru tahun ini, dan keduanya berasal dari tim Teknologi Pendidikan. “Saya sangat bangga, prodi Teknologi Pendidikan berhasil mewakili Fakultas Ilmu Pendidikan, namun dari awal semua membawa bendera yang sama yaitu Universitas Negeri Makassar,” jelas dosen Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Makassar ini.
Citra menambahkan, Bidang PKMPSH menurutnya cukup berat sebab meletakkan titik berat pada kemampuan mahasiswa untuk mengungkapkan permasalah di sekitar, mengolahnya dalam penelitian berbasis data sekunder atau literature research. “Tim diharuskan menghasilkan Narrative review sehingga kemampuan mahasiswa untuk melakukan penelitian terutama penelusuran referensi yang valid dan relevan sangat dibutuhkan,” jelasnya. (Rilis)





