Koma.co.id, Makassar– Kehadiran jaringan internet satelit baru, Starlink di Indonesia dianggap tidak akan menjadi ancaman bagi perusahaan telekomunikasi, PT. Telkom Indonesia dalam bisnis telekomunikasi di kalangan masyarakat.
Kehadiran Starlink justru diapresiasi oleh Pemerintah Indonesia. Hal tersebut dikarenakan akan memudahkan penyebarluasan dan pemerataan jaringan internet di seluruh wilayah di Indonesia khususnya pada daerah pelosok yang sulit dijangkau infrastruktur fiber optik milik BUMN ini.
Komisaris PT Telkom Indonesia, Bambang Brodjonegoro mengatakan, bahwa ada teknologi terbaru yang memudahkan komunikasi. itu sangat bermanfaat untuk daerah-daerah yang sama sekali belum ada infrastruktur konektivitasnya. Jadi belum ada fiber optik gelombang radio dan segala macam.
“Padahal negara kita kan negara kepulauan yang besar dan juga masih banyak daerah yang remote belum bisa tercover seluruhnya oleh jaringan telekomunikasi, termasuk fiber optik dan menara btsnya, sehingga di daerah-daerah yang masih kosong itulah Starlink bisa membantu untuk bisa menciptakan telekomunikasi konektivitas antara daerah masyarakat di daerah tersebut,” ujarnya ujarnya saat menghadiri Customer Gathering 59 Tahun Telkom Indonesia di Makassar pada Rabu, 5 Juni 2024.
Bambang menambahkan, hal ini akan memudahkan masyarakat di daerah lainnya dan juga sangat berguna. Misalnya, untuk pelayanan terkait sekolah terkait Puskesmas di daerah-daerah khususnya pelosok. Karena bagaimanapun perkembangan terkini makin banyak layanan kesehatan dan pendidikan yang dilakukan secara online.
Di mana starling menjadi black hole pendukung konektivitas di beberapa pulau terutama di Kalimantan, Sulawesi, dan Papua sehingga untuk membantu Telkom bisa menghubungi daerah-daerah yang sama sekali ini masih agak sulit untuk terhubung internet.
Untuk itu, Telkom bekerjasama dengan Starlink mewujudkan konektivitas menyeluruh untuk masyarakat Indonesia dan menjangkau daerah-daerah 3T.
“Karena kalau misalkan kita harus menunggu infrastruktur fiber optik atau BTS yang bisa masuk sampai ke daerah-daerah tersebut, mungkin butuh waktu yang cukup panjang dan biaya yang cukup mahal ya. Jadi saling bisa menjadi solusi kalau daerah itu memang belum terkoneksi sama sekali,” pungkas Bambang.(Mrw)