
Koma.co.id–Aktivitas mengobrol menjadi salah satu aktivitas tertinggi yang dilakukan di internet, hal tersebut berdasarkan data APJI 2022 menunjukkan med Chatting sebesar 73,86 % , sedangkan media sosial menduduki peringkat pertama sebesar 85,15% di, aktivitas ketiga terbanyak. Berbagai Aplikasi penunjang berkembang semakin banyak dan mudah, media sosial pun menawarkan fitur obrolan, seperti FB Messenger, Direct Message di Instagram, dan sebagainya. Aplikasi obrolan seperti Whatsapp dan telegram menjadi ruang-ruang yang riuh. Berbagai aktivitas seperti kelas, pribadi, seminar, belanja dan sebagainya terbentuk di dalam ruang obrolan dunia maya ini. Aplikasi ini pun menawarkan banyak fitur, mulai dari kelompok atau grup dalam jumlah besar, hingga menyematkan link untuk dokumen, suara, gambar hingga video.
Menggunakan aplikasi obrolan tentu bukan hal yang sulit, setiap pengguna telepon pintar mampu menggunakannya untuk keseharian hingga pekerjaan. Terlepas dari kecakapan digital yang harus dimiliki, hal penting yang justru sering terabaikan adalah etiket dalam ruang obrolan ini, terutama ketika berada di dalam satu grup.
- Saat bertindak sebagai admin atau membuat grup obrolan baru, perhatikan etiket dalam mengundang anggota, hindari langsung memasukkan orang secara langsung apalagi bila tidak meminta ijin terlebih dahulu. Whatsapp memiliki fitur untuk mengundang orang lain dengan menggunakan link, kirimkan link tersebut kepada orang-orang yang ingin kita undang, agar mereka masuk secara sukarela.
- Bila kita berada di satu grup, kenali terlebih dahulu siapa saja anggota grup tersebut, tujuan grup tersebut termasuk alasan mengapa kita harus berada di grup tersebut.
- Hindari mengirimkan Video, dokumen atau gambar-gambar berkapasitas besar, apalagi yang tidak ada hubungannya dengan grup tersebut, tidak semua orang memiliki kapasitas yang cukup, selain itu unggahan tersebut dapat membuat pesan penting terlewatkan untuk dibaca oleh anggota grup.
- Memilih meme, gif, emoji atau sticker yang sopan, hingga istilah-istilah baru atau dikenal dengan bahasa gaul, tidak mengandung pornoaksi atau melecehkan orang lain. Tidak sepenuhnya dihindari asal digunakan sesuai situasi, kondisi, konteks dan dengan siapa kita berbicara.
- Kepercayaan orang terhadap kita, bisa terlihat dari unggahan kita. Itu sebabnya hindari mengirimkan ujaran kebencian, informasi yang tidak jelas sumbernya meskipun dengan dalih ‘menanyakan kebenaran’, gambar-gambar yang tidak sopan, broadcast, dan seterusnya. Termasuk mengirimkan gambar orang sakit, jenazah dan seterusnya, meskipun maksudnya memberi kabar kepada anggota grup.
- Menjaga privacy diri dan orang lain terutama anak, seringkali karena kita menganggap grup tersebut adalah grup nonformal dan akrab (keluarga, teman sekolah) kita mengirimkan foto atau video yang membuka aib orang lain yang ada di grup, meskipun dengan maksud bercanda,mencairkan suasana atau bernostalgia.
- Bila ada unggahan atau komentar dari anggota grup yang kurang etis sehingga memberi ketidaknyaman pada anggota grup lain, sebaiknya ditegur secara pribadi. Hindari beradu pendapat di dalam grup, sebab akan memancing reaksi dari anggota lainnya. Bila kita admin maka perlu tegas dalam mengatur percakapan dalam grup.
- Pahami bahwa segala obrolan dan konten yang kita kirimkan di grup menjadi wajah kita di dunia nyata. Hal tersebut menghindarkan kita dari memberi komentar atau mengirimkan obrolan yang bisa menyinggung orang lain. Saat ingin berkomentar, bayangkan kita sedang diberi pengeras suara dan berdiri di panggung, hal tersebut dapat menahan kita dari mengucapkan hal-hal yang tidak pantas diucapkan di depan public. Seringkali karena kita tidak melihat lawan bicara kita, kita menjadi mudah mengeluarkan pendapat tanpa memikirkan terlebih dahulu.
- Memotret ataupun meneruskan obrolan kepada orang lain, ataupun diunggah menjadi konsumsi publik di media sosial, adalah hal yang sangat perlu dihindari saat berintreaksi di dunia maya.
- Dunia maya bukanlah ruang privat, meskipun kita hanya mengobrol secara pribadi atau grup tertutup selalu ada kemungkinan obrolan tersebut diketahui oleh orang lain, sehingga control utama ada pada jempol kita.
Teknologi sudah menyediakan berbagai fitur yang mendekati dunia nyata untuk menjaga kenyamanan dan keamanan penggunanya. Sebagai pengguna dibutuhkan kecakapan bukan hanya menggunakan tapi memahami bagaimana bersikap di ruang obrolan. Meminta ijin layaknya di dunia nyata menjadi hal yang penting diterapkan saat berintraksi di dunia maya. Penting bagi kita menjaga reputasi kita di ruang obrolan, terutama di ruang obrolan yang melibatkan orang yang tidak kita kenal secara personal.
Oleh Citra Anwar (Teknologi Pendidikan – Universitas Negeri Makassar, JAPELIDI Jaringan Pegiat Literasi Digital Indonesia)





