Kontroversi AI Bergaya Ghibli: Tren Kreatif atau Pelanggaran Hak Cipta?

 

 

Koma.co.id, Los Angeles– Penggemar Studio Ghibli baru-baru ini dikejutkan oleh tren baru yang memungkinkan mereka mengubah meme internet atau foto pribadi menjadi gambar bergaya Hayao Miyazaki melalui fitur terbaru dari ChatGPT. Bagi banyak orang, ini seperti mimpi menjadi nyata—melihat hewan peliharaan atau momen pribadi mereka seolah-olah dihidupkan dalam dunia magis Spirited Away atau My Neighbor Totoro.

Namun, di balik euforia ini, muncul perdebatan besar tentang etika penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam seni. AI yang dilatih menggunakan karya-karya berhak cipta menimbulkan pertanyaan tentang masa depan para seniman manusia. Hayao Miyazaki sendiri, sosok di balik keajaiban Studio Ghibli, dikenal sebagai seniman yang sangat menjunjung tinggi seni gambar tangan. Ia pernah menyatakan ketidaksukaannya terhadap animasi berbasis AI, menyebutnya sebagai sesuatu yang tidak menghormati kehidupan itu sendiri.

Seperti yang dilansir dari APNews.com, Janu Lingeswaran, seorang pengusaha dari Aachen, Jerman, adalah salah satu orang yang penasaran mencoba fitur ini. Ia mengunggah foto kucing ragdoll-nya yang berusia tiga tahun, Mali, ke dalam generator gambar ChatGPT dan meminta AI mengubahnya ke dalam gaya Ghibli. Hasilnya? Gambar anime yang tidak hanya menyerupai Mali tetapi juga tampak seperti karakter dari film-film Miyazaki. “Saya langsung jatuh cinta dengan hasilnya,” kata Lingeswaran, dikutip dari APNews.com (28/3).

Namun, tidak semua orang menyambut tren ini dengan antusias. OpenAI, pembuat ChatGPT, mengklaim bahwa mereka telah menambahkan batasan agar pengguna tidak dapat meniru gaya seniman yang masih hidup. Namun, mereka tetap mengizinkan “gaya studio yang lebih luas,” termasuk yang menyerupai Ghibli. Studio Ghibli sendiri belum memberikan komentar mengenai tren ini, sementara distributor Amerika Utara mereka juga belum merespons permintaan komentar dari APNews.

Sementara para pengguna media sosial menikmati eksperimen kreatif mereka, pernyataan lama Miyazaki soal AI kembali muncul ke permukaan. Dalam sebuah dokumenter tahun 2016, Miyazaki ditunjukkan demo AI yang menampilkan animasi menyeramkan dari tubuh yang merangkak. Reaksinya? Ia terlihat kecewa dan berkata, “Siapa pun yang menciptakan ini tidak memahami arti dari penderitaan manusia.”

Dari sisi hukum, tren ini juga memunculkan banyak pertanyaan. Josh Weigensberg, seorang mitra di firma hukum Pryor Cashman, menyoroti apakah model AI ini dilatih menggunakan karya Miyazaki atau Studio Ghibli tanpa izin. Jika ya, apakah mereka memiliki lisensi? Menurutnya, meskipun “gaya” secara hukum mungkin tidak bisa dilindungi hak ciptanya, elemen-elemen khas dalam sebuah karya seni bisa dikenali dan berpotensi menimbulkan pelanggaran hak cipta.

Seniman Karla Ortiz, yang juga menggugat perusahaan AI lain terkait hak cipta, menganggap tren ini sebagai eksploitasi. “Ini menggunakan nama, reputasi, dan karya Ghibli untuk mempromosikan produk OpenAI tanpa izin atau kompensasi,” katanya dalam wawancara APNews.  “Melihat sesuatu yang seindah karya Miyazaki digunakan dengan cara seperti ini… sungguh menyakitkan,” tulisnya di media sosial, berharap agar Studio Ghibli mengambil tindakan hukum.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *